AMAZON CONTEXTUAL PRODUCT

Sunday, March 18, 2012

Lemak Trans Biang Keladi Serangan Jantung

Mengapa Lemak Trans Biang Keladi Serangan Jantung 
Tags: Biang Keladi, fast food, HDL, LDL, Lemak Trans, Serangan Jantung  

Jenis lemak berbahaya didalam tubuh manusia yakni Lemak trans. Lemak jenis ini ada di hampir sebagian besar makanan kemasan apalagi jenis makanan fast food. Industri makanan enggan mencantumkan kandungan lemak trans, karena lemak trans membuat makanan terasa gurih dan renyah. 

Apa bahaya lemak trans bila dikonsumsi bagi kesehatan kita?

Lemak trans menurut ahli kesehatan jantung sebagai pemicu terjadi ganguan kesehatan jantung dan pembuluh darah karena jenis lemak hewani ini bersifat jenuh menyebabkan naiknya tingkat kadar kolesterol darah LDL (Low Density Lipoprotein) dan juga menurunkan kadar kolesterol HDL (High Density Lipoprotein) inilah pemicu stroke atau serangan jantung. Dalam keseharian lemak ini ada pada mentega

LDL sering disebut sebagai kolesterol ‘jahat’ karena kadar LDL yang tinggi dalam darah akan membentuk plak yang kemudian menumpuk di dalam pembuluh darah. Kondisi ini disebut aterosklerosis. Sumbatan plak ini akan menghambat peredaran darah sehingga dapat menyebabkan serangan jantung. Sedangkan HDL lebih dikenal sebagai kolesterol ‘baik’  karena kadar HDL yang tinggi dalam darah akan melindungi dari serangan jantung. Hal ini berkaitan dengan kemampuan HDL dalam mengangkut kolesterol yang berlebihan dalam pembuluh darah menuju hati sehingga dapat mencegah timbulnya serangan jantung. Sedangkan lemak trans justru menurunkan kadar HDL yang notabene bersahabat dengan jantung.

Menurut Prof Dr Ali Khomsan, ahli gizi dan guru besar Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor, lemak trans terbentuk dari penambahan hidrogen pada minyak nabati melalui proses hidrogenasi parsial.  Normalnya minyak nabati bentuknya cair dan memiliki ikatan rantai asam lemak yang tidak jenuh. Melalui proses hidrogenasi dengan penambahan ion hidrogen, ikatan asam lemak yang awalnya tidak jenuh akan menjadi jenuh sehingga membuat minyak nabati menjadi lebih padat sehingga tidak mudah rusak. Contohnya dalam proses pembuatan margarin. Namun perubahan dari cairan minyak menjadi lemak padat akan mengubah lemak nabati yang tadinya lemak tak jenuh menjadi lemak trans.

Makanan yang diolah dengan minyak nabati yang terhidrogenasi akan menjadi lebih tahan lama, teksturnya lebih baik, lebih renyah, dan gurih, serta tidak terlalu terasa minyaknya. Industri makanan gemar menggunakan lemak trans dalam produksi makanan karena mudah digunakan, harganya tidak mahal dan lebih awet. Sedangkan restoran-restoran terutama fast food menggunakan lemak trans untuk menggoreng karena minyak yang mengandung lemak trans bisa digunakan berulang kali.

Selain dalam margarin lemak trans pun juga terdapat dalam shortening (mentega putih atau lemak putih), fast food seperti ayam goreng (fried chicken), kentang goreng (french fries), adonan pizza, donat, keripik, kentang, kraker, biskuit, kue kering (cookies), permen, dan cake. Lemak trans secara alami   juga ada dalam jumlah sedikit  dalam daging dan susu sapi. Tapi lemak trans dalam makanan yang diproses efeknya lebih berbahaya bagi kesehatan. Padahal sebagian besar lemak trans yang kita konsumsi saat ini justru berasal dari makanan yang diproses.

Adapun konsumsi lemak trans yang berlebihan bisa berefek negatif bagi tidak hanya untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah tetapi juga bisa meningkatkan resiko munculnya penyakit kronis lainnya seperti alzheimer, obesitas dan diabetes, infertilitas dan kanker.



No comments: